
Benar dulu, baru kaya
Saya menyimak dengan serius perbincangan antara seorang ayah dan anaknya yang sedang menempuh kuliah di perguruan tinggi ternama. Kebetulan sang ayah adalah seorang sahabat karib. Percakapan itu diawali dengan celetukan sang anak yang mengatakan, “Pokoknya saya harus kaya! Dengan kekayaan, saya bisa melakukan banyak hal.” Entah apa yang ada di dalam benak sang anak mahasiswa