Mengenal Electoral College sebagai sistem Pemilihan Presiden Di Amerika Serikat

       Amerika serikat atau sering di sebut USA (United States of America)  merupakan salah satu  negara  pelopor demokrasi terbentuk di tahun 1776 oleh beberapa pendirinya melalui Declaration of Independence yang merupakan sebuah proklamasi sebuah negara yang berdiri sendiri dan melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan Inggris pada masa lalu tersebut.

    Kondisi kekinian yang terjadi di tahun 2017 , saat ini Amerika serikat berada di bawah pemerintahan kepala negara baru yaitu Donald Trump yang terpilih di tahun 2016 , mengalahkan pesaingnya dari partai demokrat yaitu Hillary Clinton , namun pernahkah ada sebuah pertanyaan yang melintas di pikiran anda bagaimana ceritanya sebuah negara demokrasi seperti Amerika Serikat hanya terdiri dari dua partai politik besar yaitu Republik dan Demokrat sebagai partai yang resmi untuk dipilih rakyat Amerika Serikat. 

    Tentunya Hal Ini sangat berbeda dengan sistem Demokrasi yang Indonesia Anut dan Gunakan dimana sistem demokrasi kita berdasarkan asas multipartai yang dimana ada cukup banyak partai politik yang sah untuk dipilih oleh rakyat Indonesia, dan tentunya Indonesia saat ini menggunakan sistem pemilihan langsung dimana pemilihan presiden dan wakil rakyat lainnya seperti DPR/MPR langsung dipilih oleh mayoritas umat berdasarkan voting suara terbanyak yang diperoleh.

   Sebuah telaah dari saya pribadi adalah sistem ini ada kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, kelebihannya adalah sistem ini bisa menjadi cerminan dan juga pendidikan politik bagi masyarakat awam mengenai calon pemimpin yang akan memimpin mereka kedepannya , adapun beberapa poin yang saya pribadi kritisi adalah  :

  • Sistem ini beresiko untuk gagal mendapatkan pemimpin yang mampu memimpin negara dengan baik 
  • Sistem Demokrasi terbuka saat ini sangat rentan akan penggiringan opini publik yang tidak bertanggung jawab ,hal ini mungkin terjadi dikarenakan proposisi demografis mayoritas pemilih yang beraneka ragam , dan dari berbagai macam kalangan dengan tingkat pendidikan yang beraneka ragam.
  • Serta, Jika proposisi tingkat pendidikan dari negara yang menggunakan sistem pemilihan umum terbuka ini cukup rendah akan mengakibatkan mudahnya hasil pemilihan ini ditentukan oleh hasi pencitraan dan penggiringan opini yang dilakukan oleh pemerintah .

Namun, tentunya beberapa point di atas bisa di antisipasi jika tingkat pendidikan dari rata-rata penduduk cukup baik serta pemahaman serta ikut serta masyarakat dalam politik Indonesia bisa dikatakan baik. Hal ini , yang mungkin dulu atau mungkin hingga sekarang ,banyak orang yang menyebutkan konstitusi Negara Indonesia tergantung siapa Presiden yang menjabat karena seakan-akan orang  yang terpilih adalah penentu sistem konstitusi dan kebijakan Indonesia kedepannya, berbeda dengan Amerika serikat yang meskipun kepemimpinan negara berganti , garis-garis besar haluan pembangunan  baik fisik maupun non fisik , tidaklah terlalu barubah secara signifikan karena diatur berdasarkan konstitusi yang berlaku, sehingga ketika seorang presiden dipilih dia akan menjadi ‘Man under the system, not the System itself’.

Pertanyaaan yang berikutnya muncul lalu bagaimana sebenarnya sistem pemilihan di Negeri Paman Sam  ?

   Adapun sistem pemilihan di Amerika serikat adalah kembali ke bentuk negara Amerika Serikat itu sendiri yang mana USA merupakan negara berbentuk Federal yang terdiri dari beberapa negara bagian tersendiri sebenarnya yang lalu membentuk perserikatan hingga menjadi suatu kedaulatan negara Federal Amerika serikat.

 Mengacu pada bentuk Negara Federal tersebut Amerika Serikat ,yang dimana sistem pemilihannya yang berdasarkan sistem dua partai tersebut di lakukan secara berkala,sebagai berikut  :

  1. Pertama , Masyarakat di tiap negara bagian berkumpul melakukan voting untuk menentukan seorang ataupun dua orang  yang layak menjadi pemilih dalam melakukan voting untuk menentukan siapa presiden berikutnya (jumlah electoral colleges tergantung kesepakatan regulasi antara pihak negara bagian dan negara serikat)
  2. kedua, setelah dipilih dari tiap orang yang terpilih dari tiap negara bagian untuk melakukan voting (Electoral College)  akan berkumpul dalam satu periode untuk melakukan voting menentukan siapa presiden Amerika Serikat berikutnya.

      Tercatat hingga tahun 2016 ini sudah ada sekitar 528 orang total pemilih yang menjadi bagian dari Electoral college yang mewakili 50 Negara Bagian.

     Terlepas dari baik atau buruknya sistem Electoral College  bagi demokrasi Amerika Serikat , ada beberapa poin , yaitu negara yang berasaskan demokrasi ini hanya terdiri dari dua partai yang resmi untuk dipilih , di satu sisi menjaga kestabilan dinamika pemerintahan, disisi lain seakan sedikit menekan aspirasi tiap masyarakat dalam mendirikan partai politik sebagai alat menyuarakan aspirasi di Amerika serikat. Point berikutnya adalah sistem Electoral college tentunya seakan berupaya membuat dinamika pemerintahan Amerika serikat lebih stabil dengan cara hanya menentukaan sekitar 528 orang pemilih dari sekitar 300juta populasi Amerika serikat, hal ini diharapkan untuk kualitas pemilih calon presiden bisa dijaga, dan menghindari suara dari masyarakat yang apatis terhadap politik di Amerika Serikat bisa dikurangi resikonya, namun di tahun 2016 ini terjadi sedikit kejutan yaitu terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang menimbulkan banyak pro kontra di kalangan masyarakat global.

   Pada Akhirnya , saya bisa simpulkan adalah sistem Demokrasi memang baik sebagai sarana menyuarakan aspirasi masyarakat namun, di akhir cerita pencitraan media lah yang sangat berperan penting dalam menggiring cara pandang pemilih agar bisa lebih objektif mengenai calon presiden di suatu negara yang menganut sistem Demokrasi , akhir kata meskipun kelemahan dalam sistem Demokrasi adalah penggiringan opini oleh orang yang tak bertanggung jawab , kelemahan tersebut menjadi sebuah tantangan bagi publik dan pemerintah , dan orang-orang yang masih peduli mengenai kepemimpinan negara yang menganut paham demokrasi untuk menjaga mutu kualitas jurnalistik   yang objektif dan transparan dalam mengiring opini  masyarakat (wass/Yoda/2018)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Promo Shopee

CARI ARTIKEL DISINI

KATEGORI ARTIKEL

Capturing moments with creativity and precision.

Crafting Timeless Images, one shot at a time.

©2025, Yoda Creative Work . All Rights Reserved