Feast adalah salah satu band paling inovatif dan berpengaruh di kancah musik indie Indonesia saat ini. Dikenal dengan lirik-lirik yang provokatif, narasi sosial yang kuat, dan sound yang padat menggabungkan elemen rock, punk, dan elektronik, Feast berhasil menciptakan identitas musikal yang khas. Di antara diskografi mereka yang seringkali menjadi cerminan realitas sosial politik, lagu “Nina” menonjol sebagai salah satu karya yang menggugah, penuh misteri, dan disturbing dalam cara yang artistik.
Karakter Musik Feast: Agresif, Naratif, dan Sinematis
Feast memiliki karakter musik yang sangat spesifik dan mudah dikenali, jauh dari band kebanyakan. Beberapa ciri khas musikal mereka meliputi:
- Post-Punk dan Alternative Rock yang Distortif: Musik Feast berakar kuat pada post-punk dan alternative rock, dengan sound gitar yang seringkali grungy dan penuh distorsi. Bassline yang kuat dan driving serta drumming yang dinamis menciptakan fondasi ritmis yang agresif.
- Vokal yang Intuitif dan Penuh Penekanan: Vokal Baskara Putra (Bas) sangat khas, seringkali terdengar seperti monolog atau narasi yang diucapkan dengan penekanan, bukan sekadar nyanyian. Ini menambah dimensi dramatis dan storytelling yang kuat pada lagu-lagu mereka.
- Lirik Progresif dan Sarat Makna: Ini adalah salah satu kekuatan terbesar Feast. Lirik mereka sangat puitis namun lugas, seringkali menyentuh isu-isu sosial, politik, agama, hingga eksistensialisme. Mereka menggunakan metafora dan simbolisme untuk menyampaikan pesan-pesan yang mendalam dan memprovokasi pemikiran.
- Soundscape yang Sinematis dan Atmosferik: Feast seringkali membangun soundscape yang berlapis dan atmosferik, menggunakan synth, sample, dan efek suara untuk menciptakan suasana tertentu. Ini membuat lagu-lagu mereka terasa seperti bagian dari soundtrack film.
- Estetika Visual yang Konsisten: Selain musik, Feast juga dikenal dengan estetika visual yang konsisten dan dark, baik dalam artwork album, video klip, maupun penampilan panggung. Ini semakin memperkuat brand dan pesan mereka.
Inspirasi Musik Feast: Beragam Pengaruh dari Rock Hingga Seni Kontemporer
Feast menarik inspirasi dari berbagai sumber, baik dari kancah musik global maupun konteks lokal, serta seni kontemporer:
- Band-band Post-Punk dan Alternative Rock: Mereka seringkali disebut terinspirasi oleh band-band seperti Interpol, The Killers, atau Foals dalam hal sound gitar yang angular dan driving. Pengaruh Radiohead juga bisa dirasakan dalam penggunaan soundscape yang kompleks dan lirik yang melankolis.
- Narasi Sosial dan Politik: Lirik-lirik Feast banyak terinspirasi dari peristiwa-peristiwa sosial, politik, dan fenomena budaya yang terjadi di Indonesia dan dunia. Mereka seringkali mengangkat tema-tema yang relevan dengan generasi muda dan isu-isu yang sedang ramai diperbincangkan.
- Sastra dan Film: Penggunaan narasi yang kuat dan soundscape yang sinematis menunjukkan pengaruh dari sastra dan film. Mereka membangun alur cerita dan karakter dalam lagu-lagu mereka, membuat pendengar merasa terlibat dalam sebuah drama.
- Musisi Elektronik dan Percobaan Suara: Meskipun intinya rock, Feast tidak ragu bereksperimen dengan elemen elektronik dan sound design yang unik, menunjukkan pengaruh dari musisi-musisi yang berani melakukan percobaan suara.
Review Lagu “Nina”: Sebuah Kisah Horor Urban yang Menghantui
Lagu “Nina” dirilis sebagai bagian dari album “Masa Depan” (2017) dan merupakan salah satu lagu paling kontroversial dan paling banyak dibicarakan dari Feast. Lagu ini menonjol karena narasi horor urban yang mencekam, di mana kisah seorang wanita bernama Nina menjadi inti dari sebuah kejadian misterius:
- Intro yang Mengusik: “Nina” dibuka dengan synth yang menakutkan dan sampling suara yang memberikan kesan disturbing sejak awal. Ini segera menarik pendengar masuk ke dalam atmosfer yang gelap dan misterius.
- Narasi yang Mencekam: Vokal Bas yang diucapkan seperti sebuah kisah, diiringi instrumen yang perlahan membangun ketegangan. Liriknya menceritakan kisah Nina, yang menghilang dan kemudian ditemukan dalam kondisi yang tidak wajar, meninggalkan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Ada nuansa kriminal, misteri, dan bahkan supernatural.
- Musikalitas yang Mendukung Suasana: Musiknya Feast di lagu ini sangat efektif dalam mendukung narasi. Riff gitar yang repetitive dan hypnotic menciptakan rasa obsesi dan ketegangan. Bassline yang berat dan drumming yang presisi menjaga pace yang mendebarkan, seolah mengikuti alur cerita yang terungkap perlahan.
- Penggunaan Repetisi dan Klimaks: Pengulangan nama “Nina” dan beberapa frasa kunci menciptakan efek menghantui. Lagu ini membangun klimaks secara bertahap, dengan intensitas musik yang meningkat, seolah membawa pendengar pada puncak ketakutan atau kebingungan.
- Interpretasi yang Luas: Seperti banyak lagu Feast, “Nina” juga terbuka untuk berbagai interpretasi. Apakah ini kisah nyata yang dilebih-lebihkan, metafora untuk hilangnya kemanusiaan atau moralitas, atau sekadar eksplorasi genre horor? Ketidakjelasan ini justru menambah daya tarik lagu.
Capaian dan Dampak “Nina”:
“Nina” menjadi lagu yang sangat populer di kalangan penggemar Feast dan musik indie secara umum. Konten liriknya yang unik dan disturbing membuatnya menjadi perbincangan. Lagu ini kerap menjadi setlist wajib dalam penampilan Feast dan berhasil menciptakan vibe yang intens di setiap konsernya. Keberhasilannya juga menunjukkan bahwa Feast tidak takut untuk bereksplorasi dengan tema-tema yang gelap dan kurang lazim di industri musik mainstream, menegaskan posisi mereka sebagai band yang berani dan inovatif.
Kesimpulan: “Nina” adalah salah satu mahakarya Feast yang memperlihatkan keberanian mereka dalam bercerita dan bereksperimen dengan sound. Lagu ini bukan hanya sebuah komposisi musik, melainkan sebuah pengalaman naratif yang mencekam dan memprovokasi. Melalui “Nina”, Feast sekali lagi membuktikan diri sebagai band yang tidak hanya menghasilkan musik yang bagus, tetapi juga mampu menjadi cerminan dan penggerak diskusi di masyarakat.

Tentang Penulis
Anonymous
Penulis Artikel ini masih di rahasiakan , merupakan salah satu kontributor di blog.yodagunawan.tech


3 Comments
[…] “Nina” Feast: Mengurai Karakter Musik Post-Punk dan Narasi Sosial dari Kolektif Jakarta… […]
[…] “Nina” Feast: Mengurai Karakter Musik Post-Punk dan Narasi Sosial dari Kolektif Jakarta… […]
[…] “Nina” Feast: Mengurai Karakter Musik Post-Punk dan Narasi Sosial dari Kolektif Jakarta… […]